Selasa, 21 Oktober 2008
BBM
Steps
1. Keeping your distanceDrive as if you don't have brakes. If your brakes were in bad shape, you'd increase the amount of space between your car and other vehicles on the road so that you have ample room to slow down naturally, without depending completely on your brakes. Even if your brakes are perfectly fine, driving in this manner improves fuel economy because you maintain slower speed, reduce acceleration, and place fewer demands on the engine by going easy on the brakes.
This may be frustrating and difficult, however, if other drivers keep cutting in front of you. You should keep your foot ready to use the brake so that if you do need to stop suddenly you can react quickly. Also, you should never roll through stop signs; the increased risk of a car accident and/or traffic ticket is not worth a few extra cents saved in fuel costs.
2. Be gentle with the accelerator. When you slam down on the gas pedal, it pushes more fuel into the engine, making it run faster (and lowering the fuel economy and increasing your output of pollutants). Push the pedal down slowly, and lift it up as soon as you know you're going to need to stop (when you see a red light, a stop sign, or brake lights from the car ahead of you) so that you can coast the rest of the way. You should never need to push down the pedal by more than an inch (2.5cm).[2] Some cars are even being designed with pedals that "push back" when you're accelerating too aggressively![3]
If you have a choice between various routes, go for the one with the least number of stops; country roads are good because you don't have to stop (and go) as much and you don't have to accelerate/brake to get on/off (like with the highway).
If you're driving on sloped roads, it's useful to think about where you should come to a full stop because that'll affect how hard you need to accelerate:
* Avoiding stopping on an incline heading upwards. Starting from a dead stop on a hill is the worst scenario in terms of fuel economy. Stop at the top of the hill, or stop before you climb the hill (if it's safe).
* When coming down a hill and faced with a red light at the bottom (where it levels out), try to stop well before the light so that you can use the remaining downhill slope to your advantage when you need to move again.
3. Avoid idling. Turning off the engine when you stop for more than one minute can improve fuel efficiency by 19%.[4] In cold weather, letting your car idle to warm up reduces fuel economy and creates additional pollution; all you need to do is drive gently for 5-10 minutes[5] and if you're following the previous two steps, you're going to be driving gently all the way anyway.
* If you have multiple stops in one trip, plan it so that you go to your furthest destination first and make the rest of your stops on your way back. By taking your longest drive at the beginning, you give the car enough time to warm up for the remainder of the trip; if you took the short trips first, your car would take longer to warm up (because of the brevity of each trip). Since engines do not operate efficiently until they are warm, taking your longest drive first increases fuel efficiency.
4. Minimize the engine load. Generally, it's better for your fuel economy if you maintain a steady speed, which is why using cruise control and driving at or below the speed limit is an important part of hypermiling. If you're driving on a hill or any kind of varied terrain, however, you need to consider how much work the engine is doing. Sometimes, a steady speed means unsteady strain on your engine, which lowers fuel economy. Let's say you're approaching a hill. When you go up the hill, you should slow down, or else your engine will have to do extra work to maintain your previous speed.
5. Park for easy departure. Instead of searching for the perfect spot close to an entrance (which will involve stop and go driving, especially with pedestrians involved and other drivers pulling in or out of their spots) pull into a spot that's further away from the entrance. Look for the parking spot with the highest elevation and park face-out so that when you start the car and the engine is cold (at the lowest efficiency) you can use gravity in your favor without having to spin your car around.
6. Check tire pressure regularly. If the tires are incorrectly inflated, then there will be excess drag, and not enough surface contact with the road. The car therefore suffers a drop in efficiency.
7. Reduce the junk in the trunk. The more weight you're carrying, the more the engine and drive-train have to work. Removing all of that unused junk in the trunk increases efficiency.
Selasa, 14 Oktober 2008
MV-8
Tokyo, January 5, 2005 - MODEC, Inc. (TSE: 6269) announced today that its subsidiary Langsa FPSO Pte Ltd. has resumed the operation of FPSO "MV8 Langsa Venture" in Langsa TAC block, 150 km offshore Medan in the north Sumatra, Indonesia.
Langsa TAC development was initially started by Australian based Matrix Oil in November 2001 by using the FPSO "MV8 Langsa Venture" owned and operated by MODEC. The production has been suspended since October 2002 due to Matrix's financial problems.
As a successor of Langsa TAC operatorship, a joint venture company MEDCO MOECO Langsa Ltd. was established by PT. Medco Energi Internasional Tbk. of Indonesia and Mitsui Oil Exploration Co., Ltd of Japan. The JV anticipated an earlier production re-start from the Langsa field; however the issue of Pertamina's production permit has been delayed due to Pertamina's management change in August and Indonesian presidential election in September 2004.
On commencing the re-development of Langsa field, MEDCO MOECO Langsa Ltd. re-evaluated the reservoir of the Langsa field. The drilling of two new subsea wells, L3 and H4, was completed and the initial flow was received from L3 well. MEDCO MOECO Langsa Ltd. is currently preparing for the production from the existing L1 well and from the new H4 well. The production rate from Langsa field is expected to increase in March 2005.
Langsa FPSO Pte Ltd. was established for the owning and operating of FPSO "MV8 Langsa Venture" in Langsa field. MODEC, Inc. holds 60% and Sojitz Corporation holds 40% of its share. Currently Langsa FPSO Pte Ltd. employs approximately fifty Indonesia nationals on board and on shore.
Sabtu, 11 Oktober 2008
Teknik Kimia
Semoga tulisan di bawah ini bisa memberikan sedikit pencerahan dan motivasi bagi adik-adik SMA dan mahasiswa teknik kimia tingkat awal untuk lebih memahami dunia teknik kimia.
Teknik Kimia itu sebenarnya makhluk apaan, sih?
Pengertian secara harfiah dikatakan bahwa teknik kimia adalah ”suatu ilmu rekayasa/teknik yang mengkonversi/ merubah bahan-bahan baku menjadi bahan/produk jadi yang berdaya guna dan memiliki nilai tambah ekonomis melalui proses-proses kimia, fisika, maupun biologi skala besar”. Dapat pula dikatakan bahwa ”suatu ilmu untuk melaksanakan proses-proses pengubahan bahan baku utama ke dalam produk-produk fungsional”
Dari pengertian di atas, teknik kimia merupakan suatu ilmu yang sangat aplikatif yang memadukan antara konsep-konsep dasar bidang ilmu sains seperti matematika, fisika, kimia, maupun biologi dengan ilmu-ilmu rekayasa (teknologi) dan sistem industri. Dalam konteks ini, ilmu teknik kimia secara prinsipil sangat berbeda dengan ilmu kimia murni maupun teknik industri (teknik dan manajemen industri).
Dalam kehidupan sehari-hari, kita senantiasa dihadapkan para peristiwa-peristiwa penting dalam lingkup ilmu teknik kimia. Satu contoh kegiatan keseharian yang saya berikan di sini adalah menyeduh teh atau kopi.
Ketika menyeduh kopi/teh, apa yang diharapkan oleh orang yang meminumnya? Tentunya adalah cita rasa, supaya tidak ngantuk, atau memang sengaja untuk minum karena haus. Baiklah mari kita bahas peristiwa atau konsep teknik kimia apa saja yg terjadi dari aktivitas menyeduh teh/kopi.
Pernah melihat orang menyeduh teh/kopi tetapi menggunakan kopi kering yang masih bulat utuh atau daun teh yang masih lebar-lebar? Memang ada beberapa orang yang melakukan itu, tetapi hal ini bukanlah sesuatu yang lazim. Di antara kita pastilah lebih banyak melihat orang menyeduh teh/kopi dimana biji kopinya sudah ditumpuk halus atau daun tehnya sudah dicincang kecil-kecil. Ini juga sebuah proses dalam ilmu teknik kimia. Mengapa harus diperkecil ukurannya? Silakan temukan jawaban anda di rimba ”teknik kimia”
Kita menyeduh kopi/teh biasanya menggunakan air panas, bukan? Bagaimana supaya air yang kita gunakan menjadi panas? Tentu saja harus dipanaskan menggunakan beberapa metode yang semuanya membutuhkan energi dari luar. Bisa menggunakan kompor/pemanas listrik alias memanfaatkan energi listrik, atau menggunakan kompor minyak tanah/LPG alias memanfaatkan energi kimia dalam bakar tersebut yang kemudian dibakar untuk mendapatkan energi panas. Dalam teknik kimia, inilah yang dinamakan proses perpindahan energi dan perubahan (konversi) energi.
Mengapa kita menyeduh kopi/teh dalam keadaan panas? Apa jadinya kalau kita menyeduh teh/kopi dengan air dingin? Tentu saja teh/kopi tersebut tidak akan larut, bukan? Akibatnya cita rasanya menjadi tidak nikmat karena komponen-komponen yang mengakibatkan aroma harum dan rasa nikmat pada teh/kopi menjadi tidak larut dalam air dingin. Proses pemanasan di atas membantu mempercepat pelarutan komponen-komponen ”nikmat” ini sehingga teh/kopi bisa kita nikmati seperti hal sekarang ini. Komponen-komponen nikmat tersebut akan keluar dari dalam biji kopi atau daun teh dan terlarut ke dalam air panas. Dalam teknik kimia, proses ini dinamakan ”ekstraksi”. Mengapa bisa demikian? Hal-hal seperti itulah kelak yang akan dipelajari di jurusan teknik kimia.
Terkadang karena adanya ampas kopi/teh yang masih terdapat dalam campuran seduhan ini, orang menjadi merasa tidak nyaman atau terganggu saat meminumnya. Untuk menghilangkan ampas ini, perlu dilakukan penyaringan. Dalam teknik kimia, peristiwa tersebut dinamakan ”filtrasi”. Kalau kita menggunakan teh celup, maka kertas untuk wadah teh yang kita celupkan tersebutlah yang berfungsi sebagai alat penyaring sehingga serbuk teh tidak ikut bercampur dengan air seduhan teh. Kita bisa lebih nyaman meminumnya, bukan?
Apa jadinya kalau kita minum kopi/teh tanpa diaduk. Alias serbuk kopi/teh dimasukkan begitu saja ke dalam air panas dan langsung diminum. Pasti rasanya kurang nikmat. Proses pengadukan membuat semua bahan tercampur dengan baik dan merata (homogen). Bisa juga untuk mempercepat proses pelarutan seperti yang sudah disebutkan di atas. Supaya teh/kopi yang kita minum lebih nikmat, banyak orang menambahkan gula ke dalamnya dengan takaran tertentu sesuai selera orang yang akan meminumnya. Nah, inilah yang dimaksudkan dengan proses pencampuran. Dengan takaran tertentu, kopi/teh dan gula dicampurkan dan dimasukkan ke dalam air panas lalu diaduk-aduk menggunakan sendok (sebagai alat pengaduk) selama waktu tertentu. Setelah itu diminum, deh. Mmmh.... nikmatnya!!
Nah, sudah paham bukan? Sekarang kita tarik benang merah antara peristiwa orang menyeduh teh/kopi ini menuju aplikasi lainnya yang bersifat industrial tetapi identik. Contohnya adalah pabrik cat, pabrik tinta/pewarna, pabrik detergent, pabrik aneka jenis minuman, pabrik aneka jenis makanan, dsb.
Jika kita tinjau dari sisi pengertian teknik kimia seperti yang telah disebutkan di atas jadinya menjadi seperti ini. Bahan baku adalah kopi/teh, gula, dan air. Lalu diproses dan diubah menjadi produk fungsional lainnya berupa seduhan kopi/teh siap minum. Proses-proses yang terjadi di atas kebanyakan adalah peristiwa fisika karena tidak ada reaksi kimia yang terlibat di dalamnya. Lalu apakah ada nilai tambah ekonomisnya? Ya, so pasti dong. Coba deh beli kopi/teh di warung kopi. Kalau dihitung-hitung harganya pasti akan lebih mahal daripada harga bahan bakunya...hehe. Kalau ngga gitu khan, namanya kerja keras aja alias ngga dapat untung. Tapi itulah teknik kimia, kita bicara industri pastinya kita bicara masalah ekonomi. Siapa sih yang mau bikin pabrik untuk membuat produk tertentu meskipun dia tahu bahwa nantinya akan merugi?
Itu tadi baru membuat kopi/teh skala kecil untuk misalnya satu atau sekelompok orang yang hanya butuh beberapa gelas. Sedangkan kalau kita kembali pada pengertian teknik kimia, ada satu kata yang harus digarisbawahi yaitu skala besar. Saat ini khan tersedia di supermarket atau warung pinggir jalan beberapa produk kopi dan teh siap minum dengan aneka kemasan yang diproduksi oleh berbagai industri. Tentu saja pabrik itu tidak membuat kopi/teh tersebut gelas per gelas, bukan? Wah, bisa makan waktu bertahun-tahun untuk menyediakan satu juta gelas...hehe. Jadinya menjadi tidak efektif dan efisien. Membuat kopi/teh satu gelas dengan membuat satu juta gelas metode produksinya pasti akan berbeda meskipun proses dan prinsip membuatnya sama saja. Nah, that’s the point. Di sinilah seorang insinyur kimia yang paham proses dan perancangannya akan sangat berperan.
Banyak pertanyaan yang harus dijawab oleh seorang sarjana teknik kimia untuk keperluan ini. Contohnya adalah :
- Bagaimana alur prosesnya supaya efektif dan efisien.
- Berapa jumlah bahan baku yang dibutuhkan untuk membuat satu juta liter seduhan kopi/teh siap minum.
- Berapa ukuran tangki bahan baku dan bagaimana cara penyimpanan bahan baku tersebut.
- Berapa ukuran gelas....eh. . tangki untuk mencampurkan kopi/teh, gula, air, atau bahan lainnya yang dianggap perlu untuk meningkatkan cita rasa.
- Bagaimana cara bahan-bahan baku tersebut dimasukkan ke dalam tangki pencampur.
- Apakah material yang sesuai untuk tempat pencampuran supaya aman bagi kesehatan.
- Berapa listrik atau energi yang dibutuhkan untuk mengaduk campuran-campuran tersebut.
- Berapa besar ukuran alat pengaduknya dan apa jenisnya supaya menghasilkan proses pengadukan yang efisien.
- Berapa lama waktu yang dibutuhkan selama proses pengadukan
- Berapa suhu pengadukan dan kecepatan pengadukan yang optimum supaya dihasilkan seduhan kopi/teh dengan cita rasa terbaik.
- Bagaimana supaya pengadukan dan suhu di dalam tangki pencampur tetap stabil (tidak berubah-ubah) .
- Berapa bahan bakar yang dibutuhkan untuk membuat air panasnya
- Bagaimana mekanisme pemasanannya.
- Bagaimana cara dan mekanisme pendinginannya
- Berapa ukuran pipa yang pas supaya cairan tersebut dapat mengalir dengan baik.
- Bagaimana cara menyaring ampas-ampasnya dan berapa ukuran alat penyaring tersebut.
- Mau diapakan limbah-limbah ampas tadi dan bagaimana caranya supaya aman dibuang ke lingkungan.
- Berapa keuntungan yang bisa diperoleh per liter seduhan kopi/teh yang dihasilkan.
- Dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanya an apa, bagaimana, berapa, mengapa, dll.
Tenang saja, pertanyaan-pertanya an di atas bukanlah momok yang menakutkan. Di jurusan teknik kimia, semua konsep dan teori dasar untuk menjawab pertanyaan-pertanya an tersebut tersedia secara blak-blakan dan pastinya akan dipelajari.
Setelah pabrik bisa beroperasi dan berjalan dengan baik, bereslah sudah tugas seorang insinyur kimia. Uppss.... siapa bilang sudah beres. Saat pabrik sudah mulai berjalan, pasti akan ada masalah-masalah dalam proses tersebut. Atau pastilah juga pabrik ingin keuntungannya supaya lebih besar, maka dilakukan upaya-upaya seperti penghematan energi/bahan bakar, memaksimalkan penggunaan bahan baku, memotong alur proses yang tidak efisien, mengganti peralatan-peralatan yang kinerjanya tidak maksimal, meningkatkan kualitas produk, atau bahkan mengembangkan produk sesuai dengan kebutuhan dan selera konsumen. Nah, aktivitas-aktivitas ini tentu saja masih membutuhkan pengetahuan dan kemampuan seorang insinyur kimia. Jadi don’t be afraid OK, alias jangan takut untuk tidak mendapatkan pekerjaan ya.
Wah, ngga nyangka ya ternyata dari bikin kopi/teh saja demikian banyak ilmu teknik kimia yang bisa dipetik. Padahal ada ribuan produk-produk di jagat raya ini yang dibuat atas dasar/prinsip ilmu teknik kima dan membuat dunia terasa lebih indah. So, kalau mau bikin produk yang aneh-aneh dari bahan-bahan baku yang tersedia di sekitar kita, kalian-kalian bisa belajar di bidang ini untuk mengetahui dasar-dasarnya.
Masih banyak aktivitas/peristiwa sehari-hari yang juga bisa ditelaah seperti halnya menyeduh kopi/teh di atas.
- Memasak.Ada proses pencampuran, pertukaran panas (pemanasan), pengadukan, perubahan fasa (penguapan), perubahan ukuran, rekayasa produk.
- Membuat tape.Ada proses reaksi kimia dan fermentasi
- Menjemur pakaian
Wah, kok bisa ya? Apa kaitannya dengan ilmu teknik kimia? Tentu bisa karena orang menjemur pakaian hingga kering itu adalah peristiwa pengeringan yang dalam teknik kimia disebut ”drying”. Ini adalah peristiwa perpindahaan bahan (yaitu air) dari permukaan pakaian yang basah menuju udara bebas. Mengapa bisa berpindah? Karena perbedaan jumlah (konsentrasi) air dalam pakaian basah dengan udara sekitarnya sehingga air ini akan berpindah dari yang konsetrasi tinggi menuju ke lingkungan dengan konsentrasi yang lebih rendah. Terus gimana kalau malam-malam saya jemur pakaian, tapi tiba-tiba besok pagi pakaian saya sudah agak kering meskipun masih sedikit lembab padahal khan tidak ada sinar matahari di waktu malam. Tapi kalau di siang hari kok keringnya lebih cepat ya? Mengapa...mengapa. ..dan sejuta mengapa..... ......... .
Dalam dunia industri, peristiwa sederhana ini banyak dipakai lho. Sebut saja pabrik keripik dimana bahan yang akan dijadikan kripik biasanya harus dikeringkan terlebih dahulu. Pabrik mie instan juga menggunakan konsep ini untuk mengeringkan mie sebelum dikemas dalam bungkus-bungkus plastik. Pabrik susu bubuk, detergent bubuk, pemanis buatan, penyedap rasa, tepung tapioka, juga menggunakan teknik ini pada salah satu tahap pembuatannya.
Siap-siap deh kalau kerja di pabrik makanan yang butuh proses pengeringan, prinsip dasar teknik pengeringan harus sudah ngelotok, lho. Supaya nanti pengeringannya cepat, butuh energi sedikit, dan kualitas hasilnya baik.
- Jaringan pipa air PDAM
Ada mekanisme perubahan tekanan (pemompaan) dan sistem aliran fluida serta sistem penyimpanan/ storage.
- Membakar sampah
Konversi energi dan reaksi pembakaran
- Metabolisme tubuh manusia
Mulai dari mulut hingga anus. Disebut-sebut sebagai miniatur atau ilustrasi pabrik yang sangat kompleks.
- Timbulnya embun pagi dan kabut
- Pembusukan sampah-sampah organik
- Menyaring air kotor
- Memompa ban mobil/motor
- Dan masih....masih. ..banyak lagi hal lain yang cukup panjang daftarnya apabila disebutkan satu-persatu
Sudah cukup memberikan gambaran awal mengenai teknik kimia, bukan? Kalau kurang, tunggu saja tulisan-tulisan berikutnya dengan topik yang lebih dalam tetapi tetap dikemas dalam suasana ringan dan informal. Pokoknya teknik kimia itu rentang jelajah aplikasinya sangat lebar, mulai dari kehidupan sehari-hari, industri kecil dan menengah, hingga industri-industri besar yang rumit dan kompleks.
Salam teknik kimia !!
Penulis.
A.D.A. Feryanto
Dosen Teknik Kimia dan Entrepreneur di bidang teknik kimia
cintaku
Untuk cintaku, makasih ya untuk semuanya, dan kalo mau edit postingan ini silahkan aja, bahkan di tunggu postingan2 yang laen
Alhamdulillah
Selasa, 07 Oktober 2008
NOC & Hantu Laut
Dan inilah Hantu Lut, meskipun dia jauh dari jakarta, namun terus memantau perkembangan informasi ilmu perninjaan di NOC jakarta dan Bandung
Pakde aka singo, maaf ya kalo singo di sebut sebut terus, habis singo kan pujaan hantu laut, heheehehe
Hantu Laut
NOC022
Senin, 06 Oktober 2008
Who I am
kerja yang seperti ini, aku bisa melanjutkan kuliah di semarang, serta masih bisa kumpul dengan keluarga meskipun tidak tiap hari. Bahkan Alhamdulillah dari hasil kerja ku di sini, aku bisa beli mainan baru yang sudah aku idam idamkan dari aku masih sekolah SMA, rasanya bahagia banget bisa beli mainan idaman dari uang jerih payah sendiri.
pagi pagi dah bisa ngelus ngelus dia. Saat ini hantu laut sudah aku berikan sedikit sentuhan modif padanya, biar terkesan cantik tapi garang. Untuk Jog, aku dah pasang single seater, sehingga terkesan egois karna gak bisa untuk boncengan, untuk keliatan mantap, aku jg dah tambah sambungan firing di bawahnya, dan juga biar keliatan eksotir tapi bengis aku pasang knalpot DBS, biar kalo dia dah marah dan berteriak, semua montor di depannya pada minggir semua ngasih jalan ke dia, Hantu laut, I love U, hehehehe
terima kasih semuanya
terima kasih ya Allah
terima kasih
Pak D kunt NOC 108
Gue sangat salut ma bikers yang satu ini.Sepak terjangnya di dunia perguruan ninja bisa di acungkan jempol. Bahkan dua jempol sekaligus. semangatnya untuk membangun persahabatan antar sesama bikers sungguh tinggi. Berkat beliaulah telah berdiri sebuah klub motor dengan nama Ninja Owner Club.dengan moto trully brotherhood. Dan disinilah dia sebagai wakil ketua, sekalian tim gokil n kompor mledug.
Nama beliau adalah Kuntjox, tapi lebih sering dipanggil Pakde. Tunggangan adalah Kawasaki Ninja RR B6000KKN warna hitam buatan tahun 2007, diberi nama Singo Edan. Pakde dan Singo Edan sudah tidak asing dengan aspal Sentul, juga jalur Jakarta - Bandung oleh karena itu Singo Edan di modifikasi agar dapat memenuhi hasrat Pakde yang haus akan kecepatan tinggi, serta melampiaskan adrenalinnya
Masalah modifikasi di tubuh singo, dia mengaplikasikan ban depan menggunakan Bridgestone Battlax 100/80-17 BT45F sedangkan ban belakangnya menggunakan Bridgestone Battlax 120/70-17 BT39SS-R.. Mantap... Safety first ya Pakde..
Footstep standart diganti dengan footstep racing merek Yoshimura.. mungkin karena footstep standart posisinya terlalu ke bawah sehingga bisa mentok bila diajak menikung rebah.
Setang jepit standart juga sudah diganti dengan setang jepit kepunyaan TZ125 agar riding position bisa lebih merunduk tapi badan tidak pegal dan tetap nyaman untuk dipakai harian..
Selang rem memakai merek HEL agar pengereman bisa tetap stabil walaupun di kecepatan tinggi.Bagian body juga ikut diubah... jok belakang dilepas dan ditutup single seater.. windshield memakai model jenong, hehehehe.
.Koil menggunakan Koil YZ, Busi Splite Fire 426 sedangkan CDI Standart.
Karburator menggunakan TMX 35 Sudco 6EN11-53, Pilot Jet 30, Main Jet 280... Gak tau ya, ini dah karbu ke berapa?????
Blok Full Polished olesan tangan si sepri.. dan terakhir sebagai pembuangan bahan bakar menggunakan knalpot DBS Stainless Steel...
Ubahan lainnya ada di swing arm... Pakde Kuntjox menggunakan arm modifikasi bikinan Sportisi.. motor jadi terlihat semakin kekar, oleh karena itu dinamakan arm kekar... Satu lagi, Pak De ini hobinya jadi kompor untuk kegiatan kegiatan gokil, baik rolling slow, nyentul, touring, pokoknya aneh aneh aja kelakuan ini orang, tp sumpah, gokil abis.
Ni foto Pak D ma tim NOC jakarta dan Bandung waktu di ciwedey, asik banget untuk dicoba dan menikmati rasanya gas pol rem pol
Ni pak De, ma singo lagi siap siap turun ke sentul dengan kecepatan 230 Km/jam, (gimana ya rasanya), pasti udah keliatan tuh neraka ma surga, wekekekekek, sekalian nguber banci banci sentul, wekekekekekeekkk
Kalo yang ini sih yakin, pasti lagi nunggu banci banci yang keliaran malem malem, Piss Pak D,
hantu laut NOC022